7 Hal Yang Asing Bagi Orang Jepang Ketika Bekerja Di Luar Negeri - Bacakar

Breaking

BANNER 728X90

Minggu, 30 Januari 2022

7 Hal Yang Asing Bagi Orang Jepang Ketika Bekerja Di Luar Negeri

Sumber Gambar : jpninfo.com

Di era globalisasi ini, ada banyak perusahaan asing yang mempekerjakan tenaga kerja asing guna memajukan perusahaan mereka. Salah satu industri yang perkembangannya cukup pesat adalah industri otomotif dan juga teknologi.

Beberapa perusahaan di bidang tersebut, berasal dari Negara Jepang. karena itulah ada banyak orang Jepang yang bekerja sebagai tenaga professional di sana.

Sama halnya dengan orang lain, para pekerja dari Jepang ini memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan budaya baru serta lingkungan yang berbeda.dari negara asal mereka. Namun, ada beberapa hal yang cukup asing bagi mereka untuk dilakukan.

Berikut ini, Bacakar telah merangkum 7 hal yang asing bagi orang Jepang ketika bekerja di luar negeri. Silahkan simak rangkumannya.

1. Tidak ada waktu kerja lebih dari yang sudah di tentukan

Sumber : cermati.com

Di beberapa negara Eropa seperti Spanyol dan Jerman, sangat jarang ada kantor yang membiasakan waktu kerja tambahan atau lembur. Karena menurut kebudayaan mereka, waktu bersama keluarga merupakan hal yang paling penting dan pekerjaan dilarang untuk menghambat hubungan tersebut.

Sedangkan budaya kerja di Jepang sendiri, kerja lembur sudah menjadi suatu hal yang lumrah dan sangat wajar. Bahkan, orang Jepang sangat terbiasa untuk datang sepagi mungkin serta pulang selarut mungkin untuk menyelesaikan pekerjaannya.

2. Etika dalam meminta maaf

Sumber : Tribunnews


Mungkin ini merupakan salah satu hal positif yang wajib ditiru oleh orang Indonesia. Bagi para pekerja dari Jepang, meminta maaf ketika ada kesalahan yang mungkin tidak dilakukan oleh mereka merupakan sebuah keharusan.

Ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab mereka terhadap pekerjaan yang diberikan oleh atasan.

Jadi ketika terjadi sebuah error, semua pihak akan berlomba-lomba untuk meminta maaf atas terjadinya kesalahan tersebut.

3. Memiliki Banyak waktu libur

Sumber Gambar : grid.id


Hal yang asing bagi orang Jepang ketika bekerja di luar negeri adalah masalah hari libur. Orang Jepang cenderung malu untuk meminta jatah libur atau cuti dari kantor mereka. Hal ini dikarenakan mereka tidak rela kehilangan waktu untuk bekerja.

Tentu hal ini berbeda jauh dengan kebiasaan yang ada di beberapa negara lain. Seperti India yang mengijinkan pegawainya untuk datang terlambat asalkan dapat menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab, serta di Eropa yang mengijinkan karyawannya untuk mengambil waktu cuti yang lama selama liburan.

4. Fokus pada makanan

Sumber : Alodokter.com


Orang Meksiko punya kebiasaan untuk benar-benar menikmati saat makan mereka. Biasanya mereka akan menggunakan dua jam untuk istirahat makan.

Di negara-negara lain, pesta perpisahan atau lainnya biasa dirayakan saat makan siang, bukan diadakan saat jam pulang kantor, plus, mereka diperbolehkan makan sarapan dan minum minuman beralkohol saat bekerja.

Di Korea, kalau pekerja harus lembur untuk menyelesaikan suatu proyek, mereka akan makan malam dulu.

Lain dari pada yang lain, kebanyakan pekerja kantoran orang Jepang akan diberikan satu jam untuk makan siang. Namun lucunya, banyak orang akan makan secepatnya di meja mereka masing-masing dan kembali ke pekerjaan mereka saat waktu makan siang. Minum saat di kantor pun diperbolehkan. Biasanya kopi dan teh akan tersedia untuk menambah tenaga mereka untuk bekerja di waktu yang lama.

5. Unsur individual dalam bekerja sebagai tim

Sumber Gambar : orami.co.id
Di Rusia, pekerjaan dianggap sebagai perintah dibandingkan permintaan. Pekerja yang memiliki posisi rendah biasanya tidak akan banyak berkomunikasi dengan pekerja yang memiliki posisi lebih tinggi dari mereka. Pekerja-pekerja yang memiliki posisi tinggi biasanya mengacuhkan mereka yang berada di bawah mereka. Dari sini bisa kita simpulkan, hirarki dalam susunan organisasi jelas terlihat.

Di India, orang orang yang bekerja kantoran biasa akan bekerja sendiri-sendiri. Saat telepon di meja sebelah mereka berdering, mereka tidak akan menjawabnya; mereka hanya akan peduli terhadap telepon mereka sendiri.

Saat orang America menerima email, mereka akan membacanya semua, mencari informasi yang dibutuhkan, dan melanjutkan pekerjaan lainnya tanpa membalas email tersebut. Sepertinya mereka tidak suka membalas email. Di India, sangat wajar apabila klien harus menunggu sekitar semingguan untuk mendapat jawaban dari email yang mereka kirim. Mereka lebih memprioritaskan diri mereka sendiri daripada klien.

Orang orang di Australia sering pindah pindah pekerjaan mereka. Saat perusahaan-perusahaan asing menggelar sebuah acara di luar jam mereka, mereka bebas memilih untuk berpartisipasi atau tidak.

Bagaimana dengan orang Jepang? Bagi orang Jepang, kerja sama adalah hal yang paling mutlak di kantor. Memperlihatkan solidaritas dengan tinggal di kantor untuk lembur sangatlah diperhatikan untuk ke jenjang karir yang lebih tinggi. Selain itu. membuktikan kesuksesan perusahaan sendiri adalah prioritas utama setiap pekerja di kantoran tersebut.

6. Peran gender yang terbalik

Sumber Gambar : grid.id

Di Eropa bagian utara, perusahaan diwajibkan untuk memberikan pekerja pria ataupun wanita mereka cuti mengurus anak.

Di Vietnam, wanita paling bekerja keras di tempat kerja. Mereka akan berkeringat sangat deras dan bekerja keras. Sedangkan, yang pria tidak melakukan apapun. Pria berasal dari Asia Tenggara lebih dikenal sebagai individu yang malas.

Secara sosial, pembagian peran secara gender sangat kentara di Jepang. Laki-laki akan bekerja sangat lama untuk menyediakan uang untuk keluarganya dimana yang wanita akan tinggal di rumah untuk mengurus anak anak. Adalah kebudayaan baru bagi mereka apabila ada wanita menunjukkan karir yang bagus di perkantoran atau laki-laki tinggal di rumah untuk mengurus anak-anak.

7. Perusahaan tidak peduli akan karyawannya.

Sumber Gambar : detik.net

Banyak tempat di dunia di mana pekerja diberi tips oleh para konsumennya karena menunjukkan sikap positif dan memberikan pelayanan yang baik.

Di Cina, pembayaran gaji benar-benar diukur melalui besar produktivitas, dan total yang mereka dapat biasanya tidak banyak.

Jepang tidak memiliki kebiasaan untuk memberikan tips; kecuali di kondisi tertentu, dan butuh beberapa proses. Perusahaan lebih diwajibkan untuk mampu menggaji karyawannya untuk memenuhi kebetuhan hidupnya secara penuh.

Tentu saja 7 pandangan ini tidak semuanya sama di setiap lingkungan kerja di negara asing. Namun, pandangan pandangan ini mengajarkan kita bagaimana rasanya bekerja sebagai karyawan kantoran di Jepang. Mungkin bekerja sebagai karyawan kantoran di Jepang sangat melelahkan baik di jumlah pekerjaan dan juga waktu pekerjaannya. Namun kepuasan karir dan gaji tentu akan membayar itu semua. Bagaimana menurutmu? Maukah kamu bekerja di luar negeri sekarang? :D